Kepala BPOM Penny Lukito (Foto: Dokumentasi Humas Setkab)

medanToday.com, JAKARTA – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito menyampaikan pihaknya sedang melakukan observasi pengamatan jalannya uji klinis fase 3 vaksin Covid-19. Hal itu untuk memastikan aspek keamanan dan khasiat serta efektivitasnya.

“Nah, itulah kenapa kita akan keluarkan Emergency Use Authorization (EUA). Untuk mendapatkannya, efikasi hanya cukup 50 persen, kalau vaksin itu umumnya adalah 70 persen,” jelas Penny dalam dialog yang dipandu juru bicara pemerintah Reisa Brotoasmoro yang disiarkan di kanal Youtube Sekretariat Kabinet, Senin (07/12)

Penny mengatakan, dalam menerbitkan perizinan, BPOM mengikuti standar internasional berdasarkan referensi dari World Health Organization (WHO) dan merujuk Food and Drug Administration (FDA) atau disebut juga regulator di negara lain yang bagus evaluasinya seperti di Indonesia

Terkait izin penggunaan darurat, lanjut Penny, BPOM telah mengeluarkan izin penggunaan darurat selama pandemi Covid-19 di Indonesia. Sudah ada beberapa obat yang mendapat izin seperti favipiravir, obat untuk kondisi pasien Covid-19 ringan sampai sedang dan remdesivir obat untuk pasien dengan kondisi berat.

Selain itu, BPOM bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI), PT Bio Farma dan Kementerian Kesehatan telah melakukan inspeksi langsung ke Cina, negara asal vaksin Covid-19 yang akan digunakan di Indonesia. Gunanya untuk memastikan kehalalan vaksin yang akan diberikan kepada masyarakat.

“Alhamdulillah, kalau di aspek mutu sudah memenuhi cara produksi obat yang baik, ya. Tidak ada efek samping kritikal. Dari aspek keamanan juga sudah baik. Sekarang dari aspek efektivitas dan khasiat yang kita tunggu,” ujarnya.

Dalam uji klinis, para ilmuwan mengambil sampel darah para relawan dan dianalisis di laboratorium. Untuk melihat seberapa besar vaksin itu memberikan peningkatan antibodi pada manusia. Karena ada standar yang harus dicapai agar vaksin itu efektif. Dan kemampuannya menetralisir virus yang menyerang tubuh.

Penny meyakinkan pemerintah hanya akan memberikan vaksin yang bermutu, berkhasiat, dan aman. Untuk itu memang dibutuhkan waktu agar pemerintah mendapatkan data cukup dan BPOM baru akan mengeluarkan EUA . “Kami juga tentunya akan menganalisa dengan para expert (ahli) dan dokter-dokter ahli lainya,” tegas Penny.

Juru bicara pemerintah Reisa Brotoasmoro berharap masyarakat sabar menunggu. Sembari menunggu datangnya vaksin, masyarakat bisa melakukan cara sederhana yaitu dengan terus disiplin 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan.

“Agar upaya pencegahan kita dapat optimal,” pesannya.(mtd/min)