Dinilai Arogan, Pemilik Radio Kardopa Meminta Wali Kota Copot Kasat Pol PP Kota Medan

0
990
Pemilik stasiun Radio Kardopa, Tiorida Simanjuntak didampingi anaknya Wiski saat memberikan keterangan pers di Kantornya di Jalan Iskandar Muda Nomor 117 Medan. (Dok: Tim medanToday.com)

medanToday.com, MEDAN – Pemilik stasiun Radio Kardopa, Tiorida Simanjuntak meminta Wali Kota Medan Bobby Nasution mencopot Kasat Pol PP Kota Medan M Sofyan. Sebab, dia merasa M Sofyan dan puluhan anggotanya telah melakukan tindakan melanggar hukum di kediamannya.

Tiorida menceritakan, kejadian yang sampai sekarang membuat ia masih trauma terjadi pada Minggu (14/3) dini hari. Saat itu, sekitar pukul 12.50 WIB ia yang sedang beristirahat di ruang depan terkejut karena melihat puluhan Sat Pol PP masuk ke rumahnya. Kemudian ia ditemani anaknya Wiski mencoba bertanya mengapa tim gabungan tersebut sampai masuk.

“Saat itu Sat Pol PP sampai merusak pintu dan jendela. Bahkan ada yang masuk melalui jendela. Anak saya sempat mengatakan bagaimana kalau tadi terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kepada saya. Namun mereka lari ke luar tanpa memberikan jawaban apapun,” kata Tiorida didampingi anaknya Wiski saat menggelar konferensi pers di rumahnya yang juga kantor Radio Kardopa Group dan Mojo Sip & Dine, di Jalan Iskandar Muda Nomor 117 Medan, Jumat (19/3) sore.

Begitu menyusul, ia baru melihat di depan rumahnya sudah ada sekitar 10 unit mobil parkir. Sedangkan yang hadir mulai dari Kasat Pol PP M Sofyan sampai bawahannya. Waktu itu Tiorida sempat bertanya bagaimana perasaan personel sampai tega mengepung rumahnya.

“Terkait orang itu (tamu di Mojo Sip & Dine), saya bukan mengurung mereka. Tapi mereka takut keluar karena diancam untuk dimasukkan ke kantor polisi. Ya siapa sih, orang baik-baik mau masuk ke kantor polisi. Karena itu mereka (Sat Pol PP) masuk ke rumah saya baik dari depan dan belakang, bahkan sampai merusak pintu,” ucap perempuan berumur 65 tahun itu.

“Itukan sudah gak bermoral dan beretika. Memang seperti itu peraturan perundang-undangan di Kota Medan ini? Itu yang saya tidak bisa menerimanya. Mau dibawa ke manapun itu sudah menyalahi aturan,” tambahnya.

Tiorida menegaskan, masalah aktivitas di Mojo Sip & Dine tidak ada hubungannya apalagi letaknya terpisah. Restorannya berada di lantai dua, tapi kenapa mereka malah masuk ke dalam rumahnya.

“Waktu itu restoran sudah tutup dan kondisi pagar telah dikunci. Itupun dipaksa buka oleh mereka sembari mengeluarkan kata-kata ancaman bakar…bakar. Kan tidak pantas. Kalau dibiarkan seperti itu mau jadi apa Medan ini,” ujar Tiorida.

Menurut Tiorida, jika ada urusan kepada pemilik Mojo Sip & Dine, kan bisa dilakukan dengan cara-cara lebih bijak. Misalnya dengan melakukan pemanggilan, tidak akan melarikan diri karena mereka bukan penjahat. Manajeman pasti kooperatif. Apalagi Radio Kardopa ini adalah media yang selalu bekerja sama dengan pemerintah melakukan penyuluhan-penyuluhan.

“Itu free loh kita kasih, bukan dibayar. Semua kita lakukan dengan kerelaan karena mau berbuat supaya Kota Medan ini lebih baik,” katanya.

Atas kejadian yang menimpa dirinya dan keluarga, Tiorida meminta kepada Wali Kota Medan Bobby Nasution untuk tidak lagi memakai Sat Pol PP seperti itu karena sudah merusak citra Kota Medan, sangat keterlaluan, arogan dan menggunakan gaya preman.

Seperti itu mendidik orang-orang yang benar, ini bukan pusat pasar, berani gak mereka ke pasar-pasar? Di sana gudangnya orang-orang yang tidak menggunakan 3M. Mereka (Mojo Sip & Dine) ini selalu menerapkan 3M. Harusnya tinggal dipanggil, itu hak Sat Pol PP. Bukannya memasuki rumah orang.

“Jadi permintaan saya kepada Pak Wali Kota apalagi yang baru dilantik, ya dicopot ini orang (Kasat Pol PP) seperti itu. Karena memakai gaya preman. Kita tinggal di tempat yang elit, kependidikan tidak manusiawi seperti itu sama tamu mana bisa dipakai. Lupa? toh uang rakyat juga yang menggaji mereka,” pungkasnya. (min/mtd)