medanToday.com,MEDAN – Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menantang partai politik lainnya untuk berdebat. Tampaknya dia geram melihat parpol yang kebanyakan diam saat isu-isu krusial terjadi di Indonesia.
Yang paling banyak disorot oleh Grace adalah kasus-kasus perlakuan diskriminatif. Khususnya soal intoleransi dan korupsi yang masih menjadi masalah pelik di Republik ini.
Mantan presenter televisi nasional itu mengatakan, hari ini PSI menjadi antitesa dari parpol lainnya. Sebab, parpol lain dianggap masih menggunakan gaya lama dalam berpolitik.
“Ada partai-partai yang mengaku nasionalis tetapi mengirimkan wakil-wakil rakyatnya mantan napi korupsi,” ujar Grace usai menghadiri Festival 11 PSI di Kota Medan, Senin malam (11/3).
Dia mengajak masyarakat untuk memilih dengan pikiran yang jernih. Jangan sampai masyarakat terpengaruh pada parpol yang kerjanya hanya melakukan pencitraan.
“Ngakunya nasionalis tapi ternyata justru dia yang mengegolkan perda-perda diskriminatif berdasarkan agama,” tegasnya.
Dia juga menyinggung partai yang tidak memberi komentar atau pembelaan apapun soal isu-isu diskriminatif. Bahkan dalam pidatonya, dia mengklaim, PSI lah yang selalu mengambil sikap saat terjadi diskriminasi pada satu golongan atau kelompok.
“Artinya, sikap-sikap PSI yang jelas crystal clear pada berbagai isu yang sangat penting, (isu) yang hari ini belum ada jawabannya dari partai-partai lain,” ujarnya.
Jika diberi kesempatan, PSI menyatakan siap untuk berdebat dengan partai lainnya.
“Ayo dong debat. Itu yang kami nantikan. Tapi belum ada ruang hingga hari ini. Kami mengajak masyarakat untuk mulai cek. Isu-isu krusial butuh ketegasan apa sikapnya. Kalau nggak punya sikap yah,” pungkasnya sambil turunkan jempol ke arah bawah.
Menghadapi Pilpres 2019, PSI sudah sangat siap. Bahkan mereka yakin mampu masuk dalam presidential threshold.
“Berbagai survei nasional menunjukkan elektabilitas PSI terus naik,” kata Grace.(mtd/min)
====================
