ILUSTRASI. (sumber:internet)

medanToday.com,Tapanuli Utara – Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara kembali bergulir dengan tajuk “Kecanduan Internet: Ubah Konsumtif Menjadi Produktif”.

Pada webinar yang menyasar target segmen mahasiswa dan pelajar, dihadiri oleh sekitar 345 peserta daring. Hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Meira Sartika, Praktisi Pendidikan; Indra Samsie, Dosen dan Praktisi; Junita Friska, Kaprodi Magister Pendidikan Bahasa Prancis UNIMED; dan Prof. Dr. Lince Sihombing, Rektor Institut Agama Kristen Negeri Tarutung, Tapanuli Utara.

Pada Sesi pertama tampil Meira Sartika, memaparkan gunakan internet untuk meningkatkan pengetahuan, meningkatkan keterampilan, berbagi pengetahuan, membangun network, dan peningkatan produktivitas.

“Kita harus menciptakan karya baru yang berpotensi memberikan manfaat dan nilai tambah,” katanya.

“Kita harus melakukan self branding. Contoh self branding itu adalah H. Bolot yang menggunakan karakter sulit untuk mendengar. Kita harus berinteraksi dengan audience kita. Berikan thumbnail yang menarik sehingga orang itu senang dan tertarik dengan konten kita,” tambahnya.

Giliran pembicara kedua, Indra Samsie menjelaskan mau aman dalam bersosmed? Harus selalu pikir dalam mem-posting sesuatu, saring sebelum sharing, dan posting yang penting jangan yang penting posting.

Tampil sebagai pembicara ketiga, Junita Friska mengatakan masyarakat tidak dapat lepas terhadap keberadaan ruang digital, seperti halnya penggunaan ponsel serta gadget di dalam kehidupan sehari-hari, hal ini memungkinkan para penggunanya memiliki kecanduan terhadap penggunaannya.

Pembicara keempat, Prof. Dr. Lince Sihombing menuturkan ada beberapa cara menyajikan materi pengajaran secara etis dan aman, yaitu cara melakukan TLP (Teaching Learning Process) tidak akan mempermalukan rekan kerja kerja anda dalam kelompok atau di luar kelompok, cara memberikan bantuan media pengajaran dapat mengamankan wajah orang lain, berpikir untuk merenungkan.(*)