Ilustrasi: (sumber:int)

medanToday.com,LANGKAT – Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara kembali bergulir Kembali dengan tajuk “Menjadi Pendidik Cerdas dan Cakap Digital”.

Pada webinar yang menyasar target segmen guru dan anggota PGRI Kabupaten Langkat, dihadiri oleh sekitar 1246 peserta daring. Hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Ida Aya Sophia, Learning Designer; Soni Trison, Akademisi IPB; Sagino, Pengawas SD dan Sekretaris PGRI Langkat; dan Aslamiah, Pengajar Praktik Langkat dan Guru SMPN 1 Tanjungpura.

Pada Sesi pertama, Ida Aya Sophia, M.Pd menyampaikan survei literasi digital Kominfo Bersama SiberKreasi dan KataData pada 2020 indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 (skala 1-4). Pengguna internet di Indonesia itu sangat banyak sekali yaitu 89 persen.

Laporan “Digital Civility Index”(Februari 2021), Indonesia adalah negara dengan tingkat kesopanan pengguna internet terendah di Asia Tenggara. “Kita tidak perlu marah, yang harus dilakukan ialah dengan memperbaiki diri dalam menggunakan internet,” ungkapnya.

Soni Trison, mengatakan dalam kehidupan manusia, perkembangan teknologi kearah serba digital saat ini semakin pesat. Pada era digital seperti ini, manusia secara umum memiliki gaya hidup baru yang tidak bisa dilepaskan dari perangkat yang serba elektronik.

Teknologi menjadi alat yang mampu membantu Sebagian besar kebutuhan manusia untuk mempermudah melakukan apapun tugas dan pekerjaan.

“Peran penting teknologi inilah yang membawa peradaban manusia memasuki era digital,” jelasnya.

Sagino menjelaskan apa itu Kelas Digital. Kelas digital biasanya juga diistilahkan dengan kelas maya. Kelas digital adalah lawan dari kelas tradisional yang mana dalam kelas tradisional antara pendidik dan peserta didik saling berhadapan secara langsung.

Apa yang asumsi dari kelas digital? Asumsi mendasar dari kelas digital suatu bentuk metode pengajaran yang tidak lagi berbicara “papan tulis, kapur”, dan ceramah. Kelas digital menggantikan pengetahuan berpusat dari guru. Kelas digital lahir sebagai jawaban dan bentuk penyempurnaan atas kekurangan kelas tradisional.

Aslamiah menuturkan pengertian Kelas Digital menurut Abi Sujak, merupakan istilah untuk menjelaskan bahwa aktivitas kelas menggunakan seoptimal mungkin peranan internet dan teknologi digital dalam persiapan, pelaksanaan, penilaian pembelajarn, baik oleh siswa, guru, dan orang tua siswa, serta untuk aktivitas pengembangan profesi guru berkelanjutan.

Qonitah Azzahra selaku Key Opinion Leader menyampaikan digital itu ketika kita menggunakan digital atau media sosial itu terekam. Kita harus cakap digital supaya kita tidak gampang mendapatkan berita hoaks.

===============================