medanToday.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat (29/9/2017) akhirnya, ditutup naik 1,02% ke level 5.900,85. Sebelumnya, berturut-turut sejak Senin-Kamis, IHSG selalu ditutup di zona merah. Jika dihitung, selama sepekan terakhir IHSG turun 0,18%.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada melihat bahwa di awal pekan IHSG terimbas oleh aksi ambil untung. Bersamaan dengan itu, pergerakan bursa saham Asia cenderung variatif melemah dan investor asing masih melakukan aksi jual.

Faktor lainnya yang membuat IHSG berakhir di zona merah menurut Reza adalah pelemahan lanjutan dari Rupiah. Catatan lain, saham-saham berkapitalisasi besar juga banyak yang masuk dalam area merah. Imbasnya laju IHSG sulit untuk bergerak naik.

Pelemahan ini nyatanya juga dibarengi oleh sentiment geopolitik. Sebagaimana diketahui, tensi politik antara Korea Utara dan AS kembali memanas di minggu ini. Pernyataan Ekonom Bank Pembangunan Asia (ADB), Emma Allen, turut menambah sentimen negative.

Ia mengatakan ekonomi Indonesia masih menghadapi sejumlah risiko internal maupun global, meski berpotensi tumbuh kuat pada 2017 dan 2018.

Sementara itu, menurut Reza sentiment dari dalam negeri masih minim. Misalnya, pemberitaan penolakan Menteri Jonan terhadap perhitungan harga batubara untuk PLN, tidak kuat juga mengangkat IHSG. Meskipun, secara sektoralnya Reza melihat adanya penguatan.

“Di akhir pekan, laju IHSG kembali naik signifikan. Pelaku pasar memanfaatkan pelemahan sebelumnya setelah merespon positif pergerakan bursa saham global dan penguatan rupiah,” ujar Reza dalam ulasannya, Jumat (29/9). Meskipun penguatan ini masih dibarengi aksi jual pelaku pasar asing.

Reza memperkirakan pergerakan IHSG di pekan depan akan berada pada kisaran level support 5.830-5.865 dan resisten 5.924-5.943. Jika dibandingkan, pekan sebelumnya Reza mencatat perkiraan IHSG di level support 5.845-5.868 dan resisten 5.930-5.942.

Red hammer candle terjadi dan terkonfirmasi berada di atas area middle Bollinger band area dimana masih mencoba untuk bertahan dari penurunan. MACD kembali bergerak mendatar. RSI, Stochastic, and William’s %R kembali mencoba bergerak naik.

Reza memandang, aksi beli di akhir pekan mampu membuat posisi IHSG mampu bertahan dari tren pelemahannya. Meski demikian bentuk candle masih terlihat merah yang menandakan masih adanya volume jual. Laju IHSG pun kembali di persimpangan di tengah masih variatifnya kondisi pasar.

“Diharapkan penguatan dapat kembali terjadi,” ujar Reza. Namun ia menyarankan pelaku pasar untuk tetap mencermati berbagai sentimen yang dapat menahan peluang kenaikan IHSG. Waspadai pula potensi pelemahan akibat aksi ambil untung.

(mtd/min)