medanToday.com,DEPOK – Dalam Konferensi Pengetahuan Dari Perempuan III bertajuk “Seksualitas, Viktimisasi dan Penghapusan Seksual” yang dihadiri oleh Medan Today di Depok 24-26 oktober 2017. Banyak membahas soal viktimisasi dan cara teknologi yang sangat maskulin dalam bekerja.
Perkembangan teknologi khususnya media sosial kian hari berkembang sangat cepat. Bermodalkan gadged, kita dapat mengetahui ragam kejadian dan informasi di berbagai tempat.
Baru-baru ini, video mesum Hana Anisa yang diduga merupakan mahasiswa Fisip UI angkatan 2013 ramai dibicarakan oleh Warganet di berbagai media sosial.
Jika diamati secara runtut kasus, pembahasan akan terfokus pada komentar-komentar terhadap Hana Anisa seorang. Warganet tidak pernah, atau tidak tertarik mencari tahu informasi soal identitas pria yang ada di video tersebut.
Penghakiman atas tubuh perempuan seolah menjadi hal yang lumrah diperbincangkan di kasus ini. Soal rambut, payu dara dan warna kulit dieksploitasi demi menambah sensasi dalam pembahasan.
Setelahnya, mari kita ikuti pembahasan terhadap penghakiman atas tubuh ini di kasus lainnya. Konstruksi berpikir yang kerap menjadikan perempuan hanya sekadar objek menjadi penyebabnya.
Lebih lanjut, Wakil Ketua Komnas Perempuan Budi Wahyuni mengatakan, hampir setiap 2 jam terjadi kekerasan seksual terhadap perempuan, dibanyak kasus sifatnya verbal.
“Teknologi ikut melakukan kekerasan, sebab ada banyak kasus di internet yang membuat perempuan seolah menjadi komoditas yang diperjual belikan. Perempuan bukan objek kekerasan seksual” ungkap Budi Wahyuni. (mtd/war)
==================