Bane Raja Manalu saat berkunjung ke pesanggrahan Bung Karno di Kabupaten Karo. MTD/Andri Ginting

medanToday.com,KARO -Bane Raja Manalu, Staf Khusus (Stafsus) Menteri Hukum dan HAM mengunjungi tempat Pesanggrahan Presiden Republik Indonesia pertama Ir. Soekarno yang berada di Tanah Karo, Provinsi Sumatera Utara, belum lama ini.

Setibanya di lokasi, Bane dan rombongan langsung melihat patung Soekarno yang dibangun dengan posisi duduk. Monumen itu dibuat pada 2005 lalu. Kemudian dia berjalan sembari memperhatikan bangunan pesanggrahan dan halaman sekitar.

Bane mengatakan, Pesanggrahan ini adalah bukti bahwa jejak Bung Karno itu hampir ada di semua daerah di Indonesia. Jika melihat dari sejarah, pada 74 tahun lalu Belanda mengasingkan Bung Karno di Tanah Karo. Namun, bapak proklamator bangsa ini hanya 12 hari ditempatkan di sini.

“Saat itu warga Karo merupakan pecinta Bung Karno dan tidak terima dia diasingkan. Sehingga Belanda akhirnya memindahkannya ke pesanggrahan yang ada di Parapat. Menurut saya ini artinya warga Tanah Karo adalah pecinta dan pengikut Soekarno sejati,” ucap Bane kepada wartawan.

Bane Raja Manalu saat berkunjung ke pesanggrahan Bung Karno di Kabupaten Karo. MTD/Andri Ginting

Menurut Bane, bila dilihat dari tempatnya sekarang, kondisi Pesanggrahan ini cukup memprihatinkan karena kurang diperhatikan. Itu bisa dilihat di bagian atap dan kondisi halamannya yang masih banyak puntung rokok di sekitar lokasi.

“Padahal tempat ini merupakan saksi sejarah bahwa Soekarno, Syahrir dan Agus Salim pernah ditempatkan di sini. Tapi kata penjaganya, tempat ini nantinya mau akan dibuat menjadi Museum. Mudah-mudahan itu akan terealisasi dan membuat tempat ini menjadi lebih dirawat,” kata pria alumni Universitas Indonesia itu.

“Saya berharap pemerintah Provinsi Sumut bisa lebih memperhatikan lagi tempat ini. Karena itu bentuk penghargaan kita kepada pahlawan dan tokoh pendiri bangsa ini. Bangsa ini tidak akan ada kalau tak ada Soekarno,” ucap pria yang merupakan pengajar di sekolah partai PDI Perjuangan tersebut.

Di lokasi yang sama, penjaga pesanggrahan bernama Faisal Amri menjelaskan bahwa tempat ini dibangun pada 1931. Di masa itu Bung Karno, Sutan Syahrir dan Agus Salim ditangkap Belanda dan ditempatkan di tempat ini pada masa agresi militer ke-2.

“Tapi Bung Karno dan dua temannya tidak sempat lama ditempatkan di sini. Dan yang bersisa di pesanggrahan ini cuma tempat tidur Bung Karno,” kata Faisal.

================================