Laba Mengilap, Simak Rekomendasi Saham Bank Ini

0
249
Uang beredar di akhir tahun: Warga bertransaksi menggunakan ATM di Bogor, Sabtu (3/1). Bank Indonesia memperkirakan uang yang beredar (UYD) pada akhir tahun 2014 mencapai Rp 542,8 triliun-Rp 566,4 triliun. Angka ini meningkat sebesar 8,6%-13,3% dibandingkan dengan uang yang beredar pada akhir tahun 2013 yang sebesar Rp 500 triliun. KONTAN/Baihaki/3/1/2015
Uang beredar di akhir tahun: Warga bertransaksi menggunakan ATM di Bogor, Sabtu (3/1). Bank Indonesia memperkirakan uang yang beredar (UYD) pada akhir tahun 2014 mencapai Rp 542,8 triliun-Rp 566,4 triliun. Angka ini meningkat sebesar 8,6%-13,3% dibandingkan dengan uang yang beredar pada akhir tahun 2013 yang sebesar Rp 500 triliun. KONTAN/Baihaki/3/1/2015

medanToday.com, JAKARTA – Beberapa emiten bank berkapitalisasi pasar besar mencatat pertumbuhan laba tinggi di kuartal III-2017.

Secara fundamental, analis menilai saham sektor perbankan masih menarik dikoleksi dalam jangka panjang. Namun, untuk jangka pendek valuasi saham perbankan sudah terbilang mahal.

Menengok laporan keuangan bank kondang, kebanyakan menorah kinarja kinclong. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatat kenaikan laba 25,4% year on year (yoy).

Laba PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) tumbuh lebih tinggi 31,6% yoy. Begitu pula dengan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang labanya naik 11,3% yoy. Sementara itu, laba PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 8,27%.

Managing Director Investa Saran Mandiri Jhon Veter menilai, valuasi saham bank saat ini memang terbilang mahal untuk investasi jangka pendek. Namun, mengingat fundamental emiten-emiten perbankan yang masih baik, ia menilai saham perbankan masih menarik untuk investasi jangka menengah dan panjang. “Untuk sektoral kita masih hold untuk perbankan, karena memang valuasinya mahal,” ujar Jhon, Senin (30/10/2017).

Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra. Menurut Aditya, pada tahun ini kenaikan harga saham bank sudah terbatas. Namun, di tahun depan ia memprediksikan saham bank bisa naik 5%-10%.

Jhon melanjutkan, ia masih optimistis dengan saham perbankan hingga tahun depan. Hal ini mengingat saham perbankan termasuk dalam saham cyclical. Sebagaimana Jhon melihat, siklus ekonomi Indonesia sendiri saat ini sedang berkembang ke arah yang lebih baik.

Selain itu, sisi fundamental perbankan dinilai Aditya masih cukup kuat. “Memang kalau diamati loan growth bank sedikit stagnan. Namun, dari sisi fee-based income tumbuh positif. Ini bisa menjaga pendapatan bank tumbuh lebih baik,” ujar Aditya.

Jhon menambahkan, pertumbuhan porsi fee-based income yang positif justru berimbas baik pada pendapatan bank. Pasalnya, fee-based income mengandung risiko yang lebih kecil dibandingkan pendapatan kredit. Sehingga fee-based income dipandang lebih sustainable dalam jangka panjang.

Jika ingin berinvestasi pada saham bank, Aditya meyarankan investor melirik bank dengan segmen kuat di bisnis intinya. Misalnya, BMRI yang kuat dengan consumer, BBRI kuat dengan kuat dengan makro, dan BBCA bagus dalam management likuiditas. “BBTN juga menarik. Hanya saja BMRI non performing loan (NPL)-nya lebih tinggi dibanding bank BUKU IV lainnya,” tambah Aditya.

Sementara itu, Jhon menyebut saham BBCA, BMRI , dan BBRI sebagai saham-saham yang masih bisa dilirik. “Masih ada upside potential 15% tahun depan. Contoh BMRI, harga sekarang Rp 6.000 harusnya bisa naik sampai Rp 7.500, apalagi dengan kinerja cukup kinclong di kuartal III-2017,” ujar Jhon.

(mtd/min)