Pedagang Pikir Dua Kali Menjual Beras Medium

0
264
Buruh angkut beraktivitas mengangkut karung beras ke dalam gudang penyimpanan di pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, (24/08). Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengetok palu untuk menetapkan regulasi Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk komoditas beras sebagai upaya pemerintah untuk mengendalikan harga di pasar dan menjaga daya beli masyarakat. KONTAN/Fransiskus Simbolon/24/08/2017

medanToday.com – Mahalnya harga gabah saat ini dinilai akan memberatkan pedagang beras medium. Pasalnya, harga yang tinggi bikin untung yang diperoleh pedagang menjadi menipis.

“Pedagang perlu berpikir dua belas kali untuk menjual beras medium karena akan merugi,” ujar Dwi Andreas, Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) (24/9/2017).

Harga gabah saat ini menurut Andreas sudah mencapai Rp 5.000 per kilogram (kg). Andreas bilang harga tersebut bila diubah menjadi beras maka akan mencapai Rp 10.000 per kg. Angka tersebut belum termasuk pada biaya pengeringan serta penguruman.

Andreas bilang jarak antara harga beras medium ke beras premium mencapai 35%. Sementara proses menjadikan beras premium menambah biaya 30%, oleh karena itu merubah beras medium menjadi premium dinilai dapat lebih menguntungkan.

Perpindahan produksi beras medium ke beras premium membuat penurunan stok beras medium. Penurunan tersebut berakibat pada kenaikan harga beras medium.

Namun, naiknya harga beras medium tidak dapat membuat kenaikan harga di pasar akibat Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium yang diterapkan pemerintah sebesar Rp 9.450 per kg hingga Rp 10.250 per kg tergantung pada wilayah.

Pemberlakuan HET tersebut menurut Andreas akan berdampak pada dua hal.

Hal pertama adalah pedagang akan berhenti menjual beras medium. Dampak yang kedua adalah terjadinya penekanan harga pada tingkat petani.

(MTD/MIN)