medanToday.com, JAKARTA – PT Bio Farma menyebutkan ada tujuh langkah yang harus dilalui masyarakat dalam proses vaksinasi Covid-19 mandiri, mulai dari registrasi sampai mendapatkan sertifikat vaksinasi.
Dilansir dari Antara, Direktur Digital Healthcare PT Bio Farma, Soleh Ayubi mengatakan, BUMN farmasi yang mendapat penugasan pelaksanaan vaksinasi mandiri menyiapkan tiga saluran proses vaksinasi.
“Khusus yang vaksinasi mandiri, kami BUMN farmasi menyiapkan beberapa channel (saluran), pertama melalui aplikasi seluler, kedua, melalui web dan ketiga, melalui proses manual atau walk in,” katanya dalam webinar Kesiapan Infrastruktur Data Vaksinasi Covid-19, Selasa (24/11).
Menurut Soleh, alokasi saluran pelaksanaan vaksinasi akan disesuaikan dengan karakteristik daerah. Misal daerah dengan penggunaan teknologi digital yang masif, itu kemungkinan akan lebih banyak menggunakan aplikasi atau web. Sementara wilayah yang penetrasi digitalnya kurang akan difasilitasi dengan lebih banyak walk in.
Soleh menjelaskan, pada tahapan pertama, pasien melakukan registrasi dan pre order. Proses ini merupakan tahap penyaringan awal untuk menentukan apakah pasien tersebut memenuhi kriteria yang ada.
“Vaksin yang kita punya untuk umur 18-59 tahun. Misal dia belum berumur 5 tahun, tentu tidak akan dilanjutkan,” ujarnya.
Proses pre order juga penting untuk distribusi vaksin agar perusahaan mengetahui permintaan yang sebenarnya di lapangan. Hal itu penting karena jumlah vaksin yang terbatas. “Dengan fitur seperti ini kita bisa meminimalkan penimbunan. Ada adjustment (penyesuaian) 5-10 persen untuk yang walk in, tapi initial step (tahap awal) ini penting,” ucapnya.
Di tahapan kedua, pasien akan melakukan reservasi dan pembayaran. Pada Tahap ketiga, pasien akan menerima notifikasi atau pengingat melalui aplikasi seluler, maupun SMS dan surat elektronik untuk proses vaksinasi.
Tahap keempat, lanjutnya, pasien akan mengisi lembar persetujuan dan pada tahap kelima mengunjungi fasilitas penyuntikan vaksinasi. Tahap keenam, informasi vaksinasi akan diperbarui dan pasien bisa menerima sertifikat.
“Di sana (tahap kelima) akan ada validasi QR Code, lalu pasien disuntik, dan ada survei pantauan 30 menit di tempat penyuntikan. Kalau semua baik-baik saja tanpa ada kejadian, maka akan diterbitkan sertifikasi,” ungkapnya.
Sertifikat itu nantinya bisa digunakan untuk kepentingan tertentu, termasuk kementerian atau lembaga hingga hinga syarat perjalanan sebagai bukti telah melakukan vaksinasi. Sedangkan pada tahap terakhir, informasi vaksinasi akan diteruskan ke pihak terkait, termasuk basis data nasional.
Soleh menegaskan, Bio Farma akan memfasilitasi semua kalangan dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19, termasuk bagi orang yang tidak memakai ponsel pintar. Khusus mereka akan diberikan kupon kapan harus kembali, nomor telepon yang bisa dihubungi sampai sertifikat dalam bentuk kertas.
“Siapapun, apakah punya smartphone atau tidak, tetap akan difasilitasi maksimal untuk melakukan vaksinasi,” pungkasnya. (mtd/min)