medanToday.com,ACEH – Warga di Pidie Jaya, Aceh, mengaku panik dan khawatir gempa dengan kekuatan 6,4 skala Richter pada hari Rabu (07/12) pagi akan menimbulkan tsunami. Begitu gempa terjadi orang-orang berlari keluar dari rumah dan mencari lokasi yang lebih tinggi, kata warga Pidie Jaya, Hamdani yang berusia 45 tahun.

“Sama seperti waktu gempa dulu, malah (kali ini) gempanya lebih parah lagi. Guncangan gempanya lebih keras,” ungkap Hamdani.

“Menjelang subuh, siap-siap salat tiba-tiba ada gempa. Kami ke luar semua karena kebetulan rumah kita berdekatan dengan laut, jadi kami cari tempat yang aman karena pengalaman waktu tsunami (2004),” kata Hamdani.

Warga bersama tim Basarnas dibantu aparat TNI/Polri mencari korban yang tertimbun bangunan yang roboh akibat bencana gempa di Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/12). Data sementara Pemprov Aceh hingga Rabu (7/12) pukul 17.00 WIB menunjukkan gempa berkekuatan 6,4 SR mengakibatkan 91 orang meninggal dunia, 86 unit rumah, 105 ruko, 13 unit masjid rusak berat, dan 536 orang luka-luka. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/aww/16.
Warga bersama tim Basarnas dibantu aparat TNI/Polri mencari korban yang tertimbun bangunan yang roboh akibat bencana gempa di Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/12).  ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/aww/16.

Aceh diguncang gempa pada Rabu pagi, setidaknya setelah gempa besar, dia merasakan beberapa kali gempa susulan, tetapi di sekitar permukimannya tak banyak rumah yang hancur. Fitriyanti, warga Pidie lain, menggendong kedua anaknya yang masih balita untuk ke luar rumah.

Dia juga mengatakan bahwa guncangan gempa terasa keras dan berbeda dengan gempa yang disertai tsunami pada 26 Desember 2004. Ia menggambarkan gempa pada 2004 lalu seperti naik ayunan.

“(Kali ini saya) langsung berlari keluar menggendong anak karena anak masih tidur,” kata Fitriyanti.

Azir (52 tahun) yang juga warga Pidie Jaya mengaku masih tidur ketika gempa terjadi. “Setelah itu disuruh bangun, yang lain tak tahu juga… tak ada yang rusak parah. Di rumah paling pecah, kena kepala kena lemari (yang) jatuh,” jelas Azir.

Gempa hari Rabu berpusat di darat dan menyebabkan ratusan bangunan ruko, rumah warga, dan fasilitas umum seperti masjid dan sekolah rusak.
Hingga Rabu petang waktu setempat para pejabat mengatakan setidaknya 90 orang meninggal dunia, puluhan lainnya luka-luka.

Gempat mengguncang sejumlah wilayah Aceh dengan guncangan kuat terjadi di daerah Busugan, Meukobrawang, Pangwabaroh, Meukopuue, Tanjong, Meukorumpuet, Panteraja, Angkieng, dan Pohroh pada skala intensitas III SIG-BMKG (VI MMI).

Posisi gempa berada di 5,19 derajat lintang utara dan 96,36 derajat bujur timur. Pusat gempa berada di 18 kilometer timur laut Kabupaten Pidie Jaya, 34 kilometer barat laut Kabupaten Bireuen, 48 kilometer timur laut Kabupaten Pidie, 121 kilometer tenggara Banda Aceh.

Gempa tak berpotensi tsunami. Namun warga sempat berhamburan keluar rumah karena gempa yang cukup kuat itu.

Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Riyadi gempa susulan berkekuatan 4,8 Skala Richter menunjukkan bahwa tren kekuatan gempa susulan semakin kecil.

Pada tahun 2004 silam terjadi gempa besar di Aceh yang diikuti tsunami, menyebabkan sekitar 120.000 orang tewas. Namun kawasan Pidie Jaya tidak termasuk dalam kawasan yang menderita karena gempa dan tsunami 12 tahun lalu. (mtd/min/BBCIndonesia)

============