medanToday.com,AMBON – Puluhan remaja mesjid dan anggota Gerakan Pemuda Islam ikut mengamankan jalannya ibadah malam Natal di sejumlah gereja Kota Ambon. Mereka mengenakan baju koko dan berkopiah.

Mereka menjaga halaman Gereja Silo, Gereja Maranatha, dan Gereja Rehoboth. Ahmad Ohorella mengatakan, Maluku merupakan daerah yang memiliki ragam suku, etnis maupun agama

“Maluku merupakan daerah plural, tanggung jawab pemuda untuk menjaga keberagaman yang ada,” kata Ketua Gerakan Pemuda Islam Wilayah Maluku, Ahmad Ohorella pada Sabtu, 24, Desember 2016.

Menurutnya, apa yang dilakukan anggotanya dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam hal menciptakan kedamaian, saling menghormati. Dia berharap daerahnya dapat menjadi laboratorium kerukunan antar umat beragama di Indonesia.

Ketua Badan Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI) Wilayah Maluku, Zulkifli Lestaluhu mengungkapkan kegiatan pengamanan gereja telah berjalan selama 10 tahun sebagai upaya menjaga perdamaian.

“Kita tanamkan kepada anak muda untuk menjaga perbedaan,: katanya. Menurutnya, kegiatan ini merupakan simbol persaudaraan dari konflik komunal yang pernah terjadi di Maluku pada 1999.

“Kita buktikan bahwa hidup antar sesama umat basudara di Maluku sangat kuat,” katanya.

seorang jemaat di Gereja Marantha, Maria, mengaku terharu akan partisipasi pemuda Muslim dalam mengamankan jalannya ibadah Natal di Kota Ambon.

“Jujur saya terharu sekaligus bangga melihat saudara-saudara saya yang Muslim ikut menjaga kami saat ibadah Natal,” katanya.

Hal senada disampaikan Albert, salah satu jemaat di Gereja Katedral. Ia mengatakan bahwa partisipasi pemuda Muslim untuk membantu pengamanan gereja adalah bukti bahwa orang Maluku tidak mempermasalahkan perbedaan.

“Sama seperti yang pernah diceritakan orang tua kita dulu bahwa persaudaraan orang Maluku itu tidak mengenal batas-batas agama, dan malam ini saya menyaksikannya sendiri,” ujar dia. (mtd/min/tempo/kompas)

 

======================