Pengorbanan Bocah di Aceh, Ayah: Rangga Memang Sayang Ibunya…

0
751
Fadly Fajar menunjukkan mobil remote control yang diberinya kepada Rangga waktu merayakan ulang tahunnya ke sepuluh. (Ariandi)

medanToday.com, MEDAN – Fadly Fajar merasa sangat terpukul mendapat kabar anaknya Rangga meninggal dunia dengan tragis. Dia tidak menyangka nyawa anak pertamanya melayang di tangan Samsul Bahri yang memperkosa mantan istrinya DN (28), Jumat (9/10).

Hatinya semakin teriris mengetahui jasad anaknya berusia sepuluh tahun itu dibuang ke sungai usai dibunuh karena mencoba membela ibunya DN yang diperkosa pelaku.

“Saya dapat kabar dari kawan ada peristiwa di Aceh dan mirip dengan Rangga. Setelah melihat fotonya, saya yakin itu memang dia,” ucap Fadly memulai cerita saat ditemui wartawan di rumahnya Jalan Bunga Terompet, Medan Selayang, Senin (19/10).

Fadly mengaku tidak ada sedikitpun firasat buruk terhadap Rangga, padahal baru 4 Oktober lalu dia dijemput ibunya untuk menetap di Kabupaten Aceh Timur. Memang, setelah bercerai dengan DN dua tahun lalu, Rangga dan adiknya Risky (5) tinggal bersama Fadly di Medan.

“Baru jumpa kami, Rangga diminta ibunya bersekolah di Aceh. Surat pindah sekolah dari sini pun sudah diurus ibunya. Tapi bagus-bagus aja saya lihat, tidak ada tanda-tanda yang aneh,” katanya.

Ketika dimintai tanggapan soal keberanian Rangga membela ibundanya yang hendak diperkosa pelaku. Fadly menyakini apa yang dilakukan anaknya, karena Rangga memang sangat menyayangi ibunya. Itu terlihat saat mereka masih tinggal bersama. Bahkan Ranggalah yang selalu membela ibunya saat terlibat cek-cok dengannya.

Masih dikatakan Fadly, begitu tiba di Aceh, DN pernah menghubunginya dan meminta membelikan baju olah raga buat Rangga, saat itu dia sempat menanyakan apakah nyaman atau tidak tinggal disana. Rangga dengan cepat menjawab nyaman dan dia bilang mau tetap di sana bersama ibunya.

“Saya percaya kalau Rangga berani berkorban karena membela ibunya. Saya yakin itu, dia memang sayang sekali sama ibunya,” ungkapnya lirih.

Selain itu, lanjut Fadly, dari kecil Rangga terlihat Hyperaktif dan selalu juara di sekolah. Meski usia masih belia, namun pemikirannya sudah terbilang seperti orang dewasa.

“Dia selalu menunjukkan kasih sayang kepada orang tua dan adiknya,” kenang Fadly.

Fadly kembali mengenang saat terakhir bersama Rangga sebelum dikabarkan tewas di tangan Samsul dan jasadnya baru ditemukan pada Minggu (11/10) dalam posisi mengambang. Dirinya sempat merayakan ulang tahun Rangga ke sepuluh pada Sabtu 19 September 2020. Saat itu dia memberi Rangga hadiah berupa mobil remote kontrol yang merupakan kesukaannya. Namun, setelah tinggal Aceh, mobil itu dia titip kepada adiknya Risky.

“Pas Rangga pergi ketepatan saya gak di rumah, cuma ditelepon dan bilang kalau dia dibawak mamaknya ke Aceh. Cuma mainan ini yang gak dibawaknya. Pas ditanyak, dia bilang itu diwariskan untuk adek Risky,” ucap Fadly sembari menunjukkan mobil remot peninggalan Rangga. (mtd/cis)