Pengurus PFI Medan dan KontraS Sumut foto bersama usai diskusi membentuk Jurnalis Sadar HAM, di Sekretariat PFI Medan Jalan Melinjo Raya, Kecamatan Medan Johor. (Ist)

medanToday.com, MEDAN – Pewarta Foto Indonesia (PFI) Medan menggandeng Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumut, membentuk jurnalis sadar Hak Asasi Manusia (HAM).

Ketua PFI Medan Rahmad Suryadi mengatakan, pembekalan tentang HAM kepada jurnalis  sangat penting. Sebab, kerja-kerja mereka dalam mengkampanyekan pelanggaran HAM bisa lebih intens dilakukan.

“Inisiasi ini harus terus kita suarakan. PFI Medan menginginkan para wartawan memiliki pemahaman yang sama dalam memandang kasus pelanggaran HAM. Apalagi tidak jarang jurnalis ikut menjadi korban,” kata Rahmad saat KontraS Sumut bersilaturahmi ke Sekretariat PFI Medan di Jalan Melinjo Raya, Kecamatan Medan Johor, Jumat (8/1).

Rahmad menambahkan, sinergisitas wartawan dan organisasi masyarakat sipil harus terus dijaga. Begitu juga konsolidasi dengan organisasi pers.

Harapan ke depannya KontraS bisa menjadi mitra yang terus memberikan pemahaman HAM dan permasalahan hukumnya. Sehingga, ketika korban kekerasan atau pelanggaran HAM adalah jurnalis, PFI sudah memiliki sudut pandang yang sama dalam mendorong penyelesaiannya.

“Nantinya kita akan menggelar diskusi rutin terkait pemahaman HAM. Kemudian berkolaborasi mengawal kasus pelanggaran HAM yang terjadi, khususnya di Sumut,” pungkas Rahmad.

Sementara, Koordinator KontraS Sumut Amin Multazam Lubis mengaku cukup senang menjadi mitra para wartawan yang ingin memahami persoalan HAM dan berbagai bentuk pelanggarannya.

Amin berharap, PFI Medan dan KontraS bersama-sama melakukan monitoring serta mengawal setiap kasus pelanggaran HAM. “Saya pikir ini gagasan menarik. Setiap kasus pelanggaran HAM sangat membutuhkan kampanye luas sehingga menjadi perhatian publik, pemerintah dan aparat penegak hukum. Kami mengapresiasi para wartawan yang selama ini sudah intens menyuarakan kasus pelanggaran HAM,” kata Amin.

Amin juga menegaskan tanpa adanya tekanan dari publik dan media massa, mustahil kasus pelanggaran HAM bisa terselesaikan. “Penegakan HAM harus dilakukan supaya memberi efek jera para pelakunya. Semoga inisiasi jurnalis sadar HAM ini bisa menjadi langkah baik bagi penegakan HAM di Sumut,” katanya. (mtd/min)