medanToday.com,BANDA ACEH – Dinas Kesehatan Provinsi Aceh menyatakan berdasarkan hasil investigasi dilakukan penderita Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri di Aceh, disebabkan akibat tidak pernah mendapat imunisasi dan menjalani proses imuniasi secara lengkap.

“Berdasarkan temuan kita di lapangan saat berdiskusi dengan keluarga korban yang terserang difteri. Mereka mengaku akibat tidak memberikan anaknya imunisasi saat kecil serta ada juga keluarga yang telah memberikan imunisasi tetapi tidak lengkap,” kata Abdul Fatah, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dinas setempat, Selasa (19/12/2017).

Katanya, saat ini kasus difteri di Aceh mengalami peningkatan hingga mencapai 100 kasus dari 93 kasus sebelumnya. Terhitung dalam pekan ini meningkat 7 kasus dalam sepekan terakhir.

Abdul Fatah menyebutkan, 100 kasus difteri tersebut terjadi sepanjang 2018. Pasien difteri tersebut tersebar di 12 kabupaten/kota di Aceh.

“Dari jumlah tersebut, empat di antaranya meninggal dunia,” katanya.

Perawat berpakaian Alat Penyelamat Diri (APD) bersiap memasuki ruangan rawat inap pasien menderita penyakit difteri di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin, Banda Aceh, Senin (11/12). ANTARA FOTO/Ampelsa/pd/17

Saat ini 11 pasien difteri yang sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh. “Semua pasien tersebut dirawat di ruangan khusus atau dengan kata lain diisolasi,” ujarnya.

Disamping itu, Wakil Direktur (Wadir) Pelayanan Medis RSUZA Banda Aceh, Dr dr Azharuddin, mengatakan kasus difteri di Aceh dinyatakan terbesar ke dua di Indonesia.

Saat ini 11 pasein penderita suspect difteri yang sedang menjalani perawatan. Terdiri dari sembilan anak-anak dan dua orang perempuan dewasa.

Pasien penderita difteri tersebut akan menjalani masa perawatan selama 14 hari. Selama dirawat, pasien diberikan anti difteri dan antibiotik.

“Kita berharap kasus ini tidak ada lagi di Aceh tapi sampai saat ini jumlah pasien suspect difteri malah bertambah,” pungkasnya.(mtd/min)

===============