Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU, Imanuel Silaban yang merupakan korban kekerasan dilarikan ke rumah sakit guna perawatan. MTD/Ist

medanToday.com, MEDAN – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) menyesalkan terjadinya penganiayaan terhadap Imanuel Silaban mahasiswa Program Studi Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) USU, Kamis (19/10/2017) kemarin.

Apalagi penganiayaan yang diduga dilakukan puluhan petugas satuan pengamanan (satpam) kampus USU tersebut berlangsung di dalam kampus yang harusnya bebas dari aksi kekerasan.

“Kita sangat menyesalkan penganiayaan itu. Apalagi pelakunya aparat kampus, di kampus pula. Sampai korbannya kritis dan tidak sadarkan diri dan masih dirawat di rumah sakit sampai saat ini,”kata Koordinator Wilayah Sumatera Utara-Aceh GMKI, Swangro Lumbanbatu, Sabtu (21/10/2017).

Sebagai bagian dari kampus, lanjut Swangro, petugas satpam kampus USU harusnya bisa menempuh cara yang lebih baik.

Contohnya dengan menjalani komunikasi dengan para mahasiswa. Termasuk apabila terjadi konflik di internal kampus.

“Mereka seharusnya memberi pengertian dan mejelaskan apa sebenarnya yang menjadi pokok masalah. Bukan malah membabi buta menganiaya mahasiswa tersebut sampai dengan keadaan kritis. Kalau pun mereka ada masalah dengan mahasiswa, harus diselesaikan secara kekeluargaan dan dikasih peringatan. Seberat apapun masalah tidak harus dilakukan dengan kekerasan,”ujarnya.

Swangro meminta, agar pihak Kepolisian segera memproses kejadian tersebut dan melakukan penyelidikan dan penyidikan secara objektif guna memberikan kepastian hukum terhadap korban.

“Manajemen USU juga harus memberi Hukuman dan mengingatkan kepada para Satpam yang terlibat, agar kejadian ini tidak terulang lagi di kemudian hari,” terangnya.

“Perguruan tinggi adalah tempat menimba ilmu dan peningkatan sumber daya manusia, pengembangan kerja sama internasional, kedamaian dunia, dan kesejahteraan umat Manusia bukan malah tempat kekerasan,”tandasnya.

(bwo/mtd)