Ilustrasi Gojek (Istimewa)

medanToday.com, JAKARTA – Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) menyebut Gojek telah menerapkan standar protokol kesehatan (Prokes), dengan keamanan lengkap serta ketat terhadap mitra dan pelanggan dibanding penyedia jasa sejenisnya di banyak negara.

Hal itu berdasarkan riset yang dilakukan mereka pada 2020 lalu di 13 perusahaan penyedia layanan transportasi daring di sepuluh negara. Prokes yang dimaksud adalah protokol J3K yakni jaga kesehatan, kebersihan dan keamanan.

“Protokol J3K Gojek telah dikenal sebagai Prokes berstandar tinggi bagi layanan angkutan online. Hal itu karena aspek keamanan Gojek tidak seperti para pemain lain yang hanya diterapkan saat penumpang bersama pengemudi, tetapi sejak sebelum penumpang bersama mitranya,” kata Direktur Center for Policy and Public Management SBM ITB, Yudo Anggoro dalam keterangan tertulisnya, Selasa (16/3).

Yugo membandingkan layanan Gojek dengan perusahaan transportasi daring di Nigeria yang hanya menerapkan penggunaan helm sendiri bagi pengguna atau hanya menyediakan hand sanitizer saja. Kemudian di Inggris, penyedia transportasi daring seperti Lyft hanya menerapkan penggunaan partisi dan masker bagi mitra pengemudinya.

“Di Gojek, aspek kesehatan dan keamanan ini sangat menyeluruh seperti masker wajib ada, kendaraan didisinfektan, dipasang sekat antara pengemudi dan pengguna. Pengemudi wajib diukur suhu tubuhnya. Protokol ini rutin dilakukan dan itulah yang membuat standar layanan Gojek lebih komprehensif dan memenuhi aspirasi penggunanya,” sambungnya.

Sementara Chief Transport Officer Gojek Raditya Wibowo menyatakan, protokol J3K Gojek difokuskan pada tiga pilar yakni pilar edukasi, teknologi dan infrastruktur yang saling melengkapi. Ketiganya berfungsi untuk terus mendorong kebiasaan taat Prokes yang telah terbentuk di masyarakat sehingga dapat terus dijalankan.

Pilar edukasi memiliki peran paling besar dalam membentuk kebiasaan positif para pengguna ekosistem. “Data internal kami menunjukkan ada 700 ribu lebih penolakan order yang dilakukan mitra driver kepada pelanggan yang tidak memakai masker,” ujarnya.

Raditya mengatakan, demi menjaga kesehatan dan bentuk dukungan kepada program pemerintah, mayoritas mitra driver Gojek bersedia divaksinasi setelah mengikuti kegiatan edukasi mengenai vaksin yang diselenggarakan Gojek. Beberapa temuan itu menjadi bukti bahwa inisiatif J3K Gojek berdampak sangat positif bagi perubahan kebiasaan di dalam ekosistem Gojek.

Raditya menambahkan, Gojek percaya bahwa setiap orang memiliki peran dalam menjaga kesehatan, kebersihan dan keamanan satu sama lain. Oleh karena itu, Gojek menghadirkan gerakan #PesanDariRumah yang terinspirasi dari aspirasi keluarga mitra driver.

“Dengan melibatkan keluarga mitra driver dalam gerakan #PesanDariRumah, kami berharap kesadaran dan kepatuhan terhadap protokol J3K terus terjaga dan dapat berkontribusi dalam upaya menekan angka penyebaran Covid-19,” pungkasnya. (min/mtd)