Aksi dukungan kepada Kapolda Sumut yang digelar sejumlah elemen di Kota Medan, Jumat (8/3) (Istimewa)

medanToday.com,MEDAN – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berang logo mereka dicatut dalam aksi #KAMIBERSAMAKAPOLDASUMUT yang digelar sejumlah elemen masyarakat di Kota Medan, Jumat (8/3). Ketua Umum Badan Koordinasi (Badko) HMI Sumatera Utara (Sumut) Alwi Hasbi Silalahi sangat menyayangkan aksi tersebut.

Menurut kader HMI Universitas Islam Negeri (UIN) Sumut tersebut, pencatutan logo itu tidak bisa dibiarkan. Sebab bisa saja membentuk persepsi miring terhadap HMI.

“Intinya sangat kami sesalkan. Meskipun ada sejumlah oknum yang diduga kader HMI di dalam aksi itu, bukan berarti menjadi representatif dari organisasi HMI,” tegas Hasbi, Sabtu (9/3).

Secara organisasi, HMI tak pernah mengeluarkan kebijakan ke para kader mengikuti unjuk rasa itu. Kalau pun ada kader atau simpatisan HMI yang ikut, harusnya tidak membawa atribut organisasi.

“Karena itu kan kemauan individu kader masing-masing. Bukan kebijakan organisasi. Harusnya jangan membawa nama institusi HMI,” katanya.

HMI akan mencari tahu siapa saja oknum yang mencatut logo HMI itu. Jika ada kader yang terlibat, HMI akan memprosesnya secara organisasi.

“Kalau misalnya nanti ada kader yang melanggar, kami tidak segan memberikan sanksi tegas, hingga pemecatan,” tuturnya.

Hasbi juga mengomentari gerakan #SAVEKAPOLDASU yang marak belakangan ini. Menurutnya, gerakan itu terlalu berlebihan dan malah melemahkan jabatan Irjen Pol Agus Andrianto sebagai orang nomor satu di kepolisian Sumut.

“Tidak ada yang perlu diselamatkan dari kapolda, beliau adalah orang nomor satu di institusi Kepolisian Daerah Sumatera Utara yang itu sendiri adalah institusi penegak hukum. Pasti beliau mengerti betul aturan-aturan hukum, jangan rendahkan marwah dan kewibawaan jabatan kapolda dan Institusi Polri dengan melakukan gerakan-gerakan yang sama sekali tidak ada manfaatnya untuk kerukunan berwarganegara dan kemajuan bangsa,” ujarnya.

Gerakan tersebut, bagi Hasbi, sudah berada di luar nalar logika berpikir. Malah menjadi pertanyaan besar, kenapa gerakan ini bisa muncul.

“Ada apa rupanya dengan Kapolda Sumut sehingga gerakan itu ada? Kami hanya menakutkan gerakan ini menjadi blunder dan malah mengancam nama baik,” pungkasnya.

Sebelumnya ratusan massa menggelar aksi #KAMIBERSAMAKAPOLDASUMUT di bundaran titik nol Kota Medan di seputaran Lapangan Merdeka, Jumat (3/8). Aksi itu serentak dilakukan dengan massa ormas Islam yang berunjuk rasa menuntut netralitas ASN dan Polri di depan Kantor DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Kota Medan.

Aksi dukungan kepada Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto itu diwarnai orasi dari berbagai elemen. Antara lain Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Di sela unjuk rasa, massa membagikan bunga kepada pengguna jalan. Massa juga didominasi kaum ibu-ibu.

M. Fazar Dalimunthe, perwakilan pengunjuk rasa menyatakan, aksi ini sebagai bentuk dukungan bagi Kapolda Sumut agar tidak terpengaruh dengan isu-isu yang saat ini beredar. Dia menyatakan Agus Andrianto berhasil menjaga kondisi keamanan ketertiban di tengah masyarakat.

“Kapolda berhasil menjaga kemanan dan ketertiban masyarakat. Kapolda juga rutin menggelar kunjungan kerja untuk mendengarkan keluhan warga di daerah,” ucap Fazar.(mtd/min)

=====================