Sejumlah pemulung mencari sampah yang laku dijual di tempat pembuangan akhir (TPA) Terjun, di Marelan, Medan, belum lama ini. MTD/Dedis

medanToday.com,MEDAN – Badan Pusat Statistik memprediksi angka kemiskinan akan meningkat di Sumatera Utara. Hal ini disampaikan Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Sumut Taulina Anggarani dalam rapat ‘Penanganan Dampak Ekonomi Akibat Wabah Covid-19’ yang digelar oleh Pemprov Sumut, Senin (6/7).

Dalam data BPS yang dipaparkannya, angka kemiskinan Sumut pada September 2019 mencapai 8,6 persen.

Pandemi covid-19 mempengaruhi perubahan tingkat pendapatan dan konsumsi masyarakat. Sementara berbagai bantuan sosial terkait Covid-19 baru dimulai pada April 2020.

Atas dasar inlah BPS memperkirakan kemiskinan Maret 2020 akan mengalami kenaikan.

“Saat ini BPS masih melakukan penghitungan mengenai kemiskinan untuk Maret 2020,” katanya.

Ia mengatakan para pemegang kebijakan sebaiknya menyalurkan bantuan sosial dengan cepat dan tepat, sehingga angka kemiskinan tidak bertambah banyak.

“Angka kemiskinan akan sangat dipengaruhi oleh besaran, ketepatan dan kecepatan penyaluran bantuan sosial. Jika penyaluran berbagai bantuan sosial berjalan dengan lancar dan tepat sasaran, maka angka kemiskinan September 2020 dimungkinkan untuk menurun kembali dibandingkan dengan kondisi Maret 2020,” ujar Taulina.

Rapat ini digelar Pemprov Sumut dengan melibatkan berbagai pihak di Sumatera Utara seperti Bank Indonesia, BPS, hingga kalangan akademisi. Semua masukan dan pandangan dari masing-masing pihak akan menjadi pertimbangan penting bagi Pemprovsu untuk menyusun strategi pemulihan ekonomi akibat dampak Covid-19.

“Kita menerima masukan. Ke depan kita akan rumuskan arah kebijakan untuk stimulus ekonomi dari masukan-masukan ini,” demikian disampaikan Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah.

=================