Pengembang: Potensi Bisnis Mal Masih Besar

0
397
Pengunjung menikmati suasana pusat perbelanjaan yang telah dihiasi pohon Natal di Central Park, Jakarta, Jumat (25/11). Sejumlah pusat perbelanjaan mulai berhias untuk menyambut masa belanja Natal dan akhir tahun. KONTAN/Fransiskus Simbolon
Pengunjung menikmati suasana pusat perbelanjaan yang telah dihiasi pohon Natal di Central Park, Jakarta, Jumat (25/11). Sejumlah pusat perbelanjaan mulai berhias untuk menyambut masa belanja Natal dan akhir tahun. KONTAN/Fransiskus Simbolon

medanToday.com, JAKARTA – Bisnis mal saat ini tengah dilanda sentimen negatif menyusul penurunan jumlah pengunjung.

Kendati begitu, para pengembang yang memiliki bisnis mall masih optimistis, bisnis pusat perbelanjaan ini akan membaik sejauh para pengembang memiliki strategi untuk mempertahankan atau meningkatkan jumlah pengunjung.

Indra Wijaya Antono, Direktur Pemasaran PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mengatakan, perkembangan bisnis mal milik APLN saat ini justru dalam tren yang bagus.

Dia mencontohkan salah satu lini bisnis mall APLN, yakni Central Park.

“Hampir setiap hari, Central Park ramai pengunjung. Ketika weekend, banyak pengunjung keluarga, saat weekdays pengunjung datang dari penghuni apartemen dan karyawan perkantoran,” jelasnya. Mal yang menyasar semua segmen ini memang dikelilingi oleh kawasan hunian dan perkantoran.

Meski saat ini pengunjung mal dalam tren penurunan, Indra mengaku penurunan pengunjung mall di Central Park tidak terlalu signifikan.

Adanya taman di tengah mal menjadi daya tarik sendiri bagi para pengunjung. Pasalnya, acara berkonsep outdoor sering terselenggara di taman tersebut.

“Festival kuliner Master Chef dan Jakarta Fashion Week juga menjadi cara untuk membuat pengunjung enjoy di mal Central Park,” katanya.

Alhasil, dalam penilaian Indra, bisnis mall masih berpeluang baik seiring perkembangan e-commerce.

Namun, para pengembang harus jeli dalam memilih lokasi agar bisa menggaet lebih banyak pengunjung.

APLN sendiri tengah menyiapkan satu mal baru yang berlokasi di Medan. “Saat ini dalam proses pembangunan dan targetnya 2019 mulai beroperasi,” imbuhnya.

Selain itu, untuk menjaga bisnis mal tetap stabil, APLN akan konsisten melakukan perubahan setiap lima tahun sekali. Perubahan itu meliputi konsep tenant, tren kuliner, maupun belanja.

Senada, Bambang Dwi Yanto, Direktur Keuangan PT Greenwood Sejahtera Tbk (GWSA) juga menitikberatkan pemilihan lokasi ketika membangun mall sangat menentukan trafik pengunjung. Selain itu, tampilan mal dan tenant juga harus selalu diperbaharui, berikut produk-produk yang dijual sebaiknya selalu up to date demi memenuhi keinginan konsumen. Seperti diketahui, GWSA memiliki anak usaha di lini bisnis mal, seperti Kuningan City, Senayan City, Emporium Pluit Mall dan lainnya.

(mtd/min)