Calon Wali Kota Medan Ir H Akhyar Nasution MSi menghadiri kegiatan pembekalan kader Partai Demokrat se Davil IV di Jalan Puri, Medan, Sabtu, 24 Oktober 2020. Ist

medanToday.com,MEDAN – Calon Wali Kota Medan, Akhyar Nasution menegaskan dirinya bukanlah calon boneka di Pilkada Medan 2020. Penegasan itu menjawab kabar yang menyebut Akhyar sebagai calon yang sengaja diseberangkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk melengkapi persaingan di Pilkada Medan.

Akhyar menyebutkan, saat ini ia telah resmi menjadi kader Partai Demokrat. Sehingga jika ada kabar yang menyebutnya masih sebagai kader PDIP, maka kabar itu dipastikan hoaks.

“Selesai Pilkada ada yang nampung Akhyar dengan deal tertentu. Itu semua juga bohong. Saya bukan boneka. Saya serius maju bapak/ibu. Kenapa saya harus serius maju lagi? Medan kota besar yang tidak bisa dikelola ecek-ecek. Menjawab itu semua adalah alasan saya maju,” tegas Akhyar, Sabtu (24/10/2020).

“Saya sebelumnya menjabat wakil walikota, Medan adalah kota terbesar ketiga di Indonesia. Masalahnya kompleks gak sederhana. Apa harus dipimpin oleh orang baru yang tak berpengalaman,” lanjutnya.

KEUNTUNGAN DEMOKRAT

Akhyar kembali menyampaikan jika dirinya menang Partai Demokrat akan lahir kembali (reborn) dan dapat keuntungan politik. “Kenapa, pertama saya sekarang sudah dari Partai Demokrat. Kedua, partainya cuma dua bersama PKS. Jelas kita lebih fokus dan tidak seperti sebelah,” ujarnya.

Untuk itu, Akhyar mengajak seluruh kader Partai Demokrat agar memenangkan dirinya dan Salman Alfarisi.

“Banyak dan telah dikerjakan dimasa kepemimpinan sebelumnya, walau saya akui masih ada yang belum dikerjakan. Tapi, di Medan bukan cuma problem saja yang disampaikan, melainkan harus ada solusi,” jelasnya.

Untuk menata Medan, Akhyar menyebut banyak hal yang bisa dikerjakan. Ia mencontohkan kawasan Kesawan, Akhyar melihat, daerah itu bagaikan harta karun yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan perputaran roda ekonomi. Sehingga, keinginan kita menjadikan Medan Cantik dan Berkarakter bisa terwujud.

“Selain itu memanfaatkan lantai atas gedung, atau rooftop menjadi kebun keluarga. Seperti Kampung Millenium Agro Park. Selain bisa menambah ekonomi lewat tanaman buah, bunga dan sayur dan yang pastinya menambah lahan terbuka hijau,” tandasnya.

Sementara itu Pengamat Politik, Anang Sujoko mengatakan calon boneka merupakan bentuk permainan dan pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi. Ini hanya akan mengelabui publik karena seolah-olah menang dalam persaingan. Padahal hanya untuk memunculkan legitimasi yang semu.

“Tentu saja, (jika) parpol yang memunculkan calon boneka adalah yang punya uang besar. Bukan hanya untuk proses pencalonan dan kampanye calon boneka, tetapi juga harus membayari si boneka,” pungkasnya.

========================