Boydo Panjaitan. (sumber:int)

medanToday.com,MEDAN – Ketua Komisi C DPRD Medan Boydo HK Panjaitan SH membenarkan dirinya diculik dan dianiaya sekelompok pria di Hotel Inna (Dharma Deli) Medan, Jumat (10/5) sekira pukul 16.00 WIB. Namun dia enggan menceritakan peristiwa naas yang menimpa dirinya secara detail.

“Pelakunya seorang Caleg PDI Perjuangan juga dari Dapil 3 Medan bersama kelompoknya. Kalau namanya tanya pak Junimart Girsang saja, persoalan ini beliau yang menangani selaku Kepala Badan Bantuan Hukum dan Advokasi Pusat PDIP,” kata Boydo kepada SIB yang berhasil dihubungi, Minggu (12/5) malam.

Ketika ditanya apa motif penculikan tersebut, Boydo mengaku tidak mengerti kenapa bisa sampai terjadi seperti itu. Pasalnya dia sebagai pengurus partai menjadi saksi penghitungan suara ulang berdasarkan sanggahan salah satu Caleg bernama Edward Hutabarat ke Bawaslu Medan dan direspon KPU sampai membuka lembar plano.

Usai penghitungan ulang Boydo pun meninggalkan lokasi. Tapi dari lobi sampai halaman hotel dia dipepet oknum Caleg dan kelompoknya memaksa dia masuk ke dalam mobil bewarna merah. Meski menolak, kelompok pria tersebut memaksa.

Pengakuan Boydo yang juga Bendahara DPC PDI Perjuangan Medan ini dia dibawa berkeliling dan berakhir di Jalan Flamboyan dekat Simpang Melati, Medan Sunggal. Sekitar pukul 20.00 WIB dia dijemput keluarganya di Jalan Flamboyan.

“Itu saja yang bisa saya jelaskan, saya masih pusing dan perlu banyak istirahat. Secara lengkapnya ke Pak Junimart Girsang saja,” ucap Boydo.

Sementara sumber dari Polrestabes Medan membenarkan adanya laporan pengaduan anggota DPRD Medan, Boydo Harris K Panjaitan. Dia melaporkan peristiwa penganiayaan yang dialaminya pada Jumat (10/5) malam yang tertuang di Nomor: STTLP/1011/YAN.2.5/V/2019/SPKT Restabes Medan, yang diterimanya Panit II SPKT Iptu Amintas Simbolon.

Seperti dikutip wartawan dari laporan polisi yang disebar di grup WhatsApp, Minggu (12/5) malam, politisi PDI Perjuangan itu melaporkan Wing Zore Ketaren karena melakukan penganiayaan terhadap korban di lahan kosong Jalan Flamboyan Raya, Kecamatan Medan Tuntungan, Jumat sekira pukul 16.20 WIB.

Kasat Reskrim Polrestabes Medan AKBP Putu Yudha Prawira SH SIK yang dikonfirmasi lewat WhatsApp membenarkan adanya laporan korban penganiayaan itu. “Sedang kita dalami laporannya,” terangnya singkat.

Sementara itu, Anggota Komisi III DPR RI Dr Junimart Girsang SH MH menuturkan, Boydo tidak hanya diculik, tapi juga dianiaya di tempat sunyi. Junimart mengaku tidak senang kalau kader PDIP diperlakukan seperti itu, justru yang melakukan adalah Caleg PDIP pula.

“Setelah Boydo dibebaskan, saya menelepon dia. Dia menceritakan kepada saya bahwa dia diculik saat rekapitulasi suara, dibawa dengan mobil merah ke tanah garapan. Boydo dipukuli di lokasi sunyi dan gelap. Saya tidak bisa membayangkan kader PDIP diperlakukan seperti ini,” ucapnya geram.

Lalu Junimart meminta Boydo agar divisum dan melaporkan ke Polrestabes Medan. Tapi Boydo sempat tidak mau membuat laporan. “Tapi saya sebagai fungsionaris DPP PDIP, saya meminta dia untuk membuat laporan kepolisian. Memang pelakunya dari PDIP juga, tapi seorang Caleg belum tentu kader. Tapi hal seperti ini tidak bisa ditolerir. Boydo itu kader PDIP murni, dia anggota dewan dan pengurus PDIP Kota Medan. Seorang Boydo saja berani diperlakukan seperti ini, bagaimana yang lain?” terang Junimart.

Dikunjungi Pimpinan Agama

Sementara itu, Minggu (12/5), sejumlah tokoh masyarakat dan pimpinan agama datang untuk berdoa bersama Boydo Panjaitan, di antaranya Gembala Jemaat GBI Pdt Andy Manik SE. “Kami berdoa bersama. Memberi kekuatan pada sahabat kami yang sangat aktif dalam kebaktian dan gereja. Kasus yang menimpa Boydo Panjaitan mendapat perhatian sangat luas dari kalangan tokoh agama,” tambah Manik.

Ketua PGI Sumut-Aceh Pdt Dr Eben Siagian MTh dan Ketua BKAG Medan Pdt Sunggul P Sirait juga berharap kasus tersebut diungkap seterang-terangnya agar diketahui apa motifnya. “Jika terkait dengan pemilihan anggota legislatif, kejadian tersebut sebagai preseden buruk. Membangun demokrasi tidak harus dengan kekerasan. Demokrasi adalah kedewasaan berpikir dalam berpolitik,” ujar Pdt Eben Siagian.

Mengenai kondisi Boydo pasca insiden, Andy Manik mengatakan sahabatnya itu sehat tapi tidak tahu secara psikis. “Boydo kelihatannya lelah,” tutup Manik.(mtd/min)

===================