Pendiri Komunitas Peduli Anak (KOPA), Syafri Tanjung. (Dok: medanToday.com)

medanToday.com, MEDAN – Komunitas Peduli Anak (KOPA) mendampingi para pelajar di Kampung Aur, Kecamatan Maimun menjalani belajar online di masa Pandemi Covid-19. Mereka mendapat dukungan dari stasiun televisi dalam memenuhi WiFi selama proses belajar berlangsung.

Pendiri KOPA, Syafri Tanjung mengatakan, kegiatan yang bekerja sama dengan salah satu stasiun televisi itu bertujuan memberi kemudahan belajar secara online kepada anak-anak. Fasilitas WiFi gratis akan berlangsung sampai enam bulan ke depan.

“Kami menggunakan WiFi gratis sejak satu bulan ini. Targetnya pelajar tingkat SD sampai SMA,” kata Syafri di sekretariat KOPA di Jalan Syahbandar Medan, Jumat (27/11).

Pria yang akrab di sapa Icap ini mengungkapkan, sampai saat ini sudah ada 50 anak yang bergabung. Metode belajarnya mulai dari mendampingi para siswa dengan ketat hingga diskusi kelompok.

“Usai diskusi, kita mempertanyakan kepada setiap anak apa yang mereka dapat dari pembelajaran tersebut. Lalu, memeriksa apa yang mereka tulis dan pelajaran yang dibuka,” ungkapnya.

Icap menjelaskan, mereka membuat aturan main ke anak-anak saat menggunakan WiFi. Salah satunya tidak boleh membuka situs porno, judi dan yang tidak mendidik lainnya. Beberapa keluarga mengucapkan terima kasih atas pengadaan internet gratis yang sangat membantu proses pembelajaran anak mereka.

Selain mendampingi belajar, Icap juga mengaku membantu pelajar yang putus sekolah akibat pandemi Covid-19. Caranya dengan mengejar ujian paket A, B dan C.

“Ada beberapa anak yang putus sekolah karena situasi pandemi maupun sebelumnya. Kami membantu mereka mengejar paket A, B atau C. Dan setiap tahun kami mendampinginya,” jelasnya.

Icap berharap kegiatan ini membuat proses belajar lebih diperhatikan lagi. Kemudian, agar anak-anak lebih nyaman, dan mereka yang biasanya lebih banyak menghabiskan waktu di jalan mencari uang pelan-pelan bisa berubah.

“Apalagi ini masa pandemi, mereka pasti sangat membutuhkan dampingan. Kemudian, agar mereka yang sering menjual koran atau semir sepatu bisa berkurang,” pungkasnya. (mtd/min)