medanToday.com,MEDAN – Pasangan bakal calon Gubernur Sumatera Utara dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah melakukan temu ramah dengan ratusan insan pers, Selasa (23/1/2018) di Garuda Plaza Hotel.

Pertemuan yang dihadiri Ketua PWI Sumut H Hermansjah beserta unsur pengurus dan penasihat, juga dihadiri Ketua IJTI Sumut Budi Amin Tanjung, Sekretaris SPS Sumut Rianto Ahgly, dan Ketua Forum Jurnalis Perempuan (FJP) Sumut Ramdeswati Pohan.

Edy Rahmayadi saat mendengarkan pertanyaan wartawan di acaran temu ramah insan pers bersama Eramas di Garuda Plaza Hotel,Medan, Selasa (23/1). MTD/Verdian

Pada kesempatan itu, Ketua PWI Sumut, Hermansjah menjelaskan, wartawan terikat dengan kode etik ketika melakukan peliputan. Hal ini juga berlaku dalam pemberitaan pilkada.

“Media dan wartawan harus independen. Begitu juga sudah ada aturan dari dewan pers bahwa ketika wartawan menjadi tim sukses, harus mundur dari status kewartawanannya,” ujar Hermansjah.

Pertemuan ini, kata dia, selaku organisasi wartawan, PWI Sumut tidak membatasi pertemuan yang sama dengan para calon lainnya.

“Tidak hanya Edy-Ijeck, tapi kandidat lainnya juga sudah ingin membuat pertemuan seperti ini,” jelas Hermansjah kembali.

Dihadapan Edy-Ijeck, Hermansjah memaparkan bahwa Sumut merupakan salah satu provinsi terbesar di Indonesia. Sumut yang memiliki hasil bumi, tidak bersaing dengan kota-kota lainnya di Indonesia, tapi bersaing dengan negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Singapura.

“Kita berharap ada pemimpin yang bisa membawa Sumut menjadi lebih baik,” ujarnya.

BACA JUGA:

EDY RAHMAYADI : Saya Calon Gubernur Paling Hebat di INDONESIA

Hermansjah juga menyinggung soal para bakal kandidat Pilgubsu 2018 yang masing-masingnya memiliki prestasi. Misalnya Djarot yang pernah menjadi gubernur, begitu juga dengan Sihar dan JR Saragih, mereka juga mempunyai prestasi. Kalau boleh dikritik, tapi kritik yang membangun,” tegasnya.

Di tempat yang sama, Musa Rajekshah meyakini bahwa Sumut bisa menjadi wilayah yang lebih baik lagi ke depannya. Makanya, dia mengajak agar insan pers terlibat aktif dalam mewujudkan pembangunan itu.

“Kami memohon doa, apa rencana dan cita-cita kami bisa dikabullan Allah. Masyarakat Sumut juga berharap provinsi ini lebih baik lagi dan begitu juga dengan pendidikan, kesehatan. Kami yakin dan percaya, kalau kita bersama kompak dalam pembangunan, saya yakin Sumut akan menjadi lebih baik lagi ke depan. Tanpa ada bantuan pers, tidak mungkin juga pemerintah bisa melaksanakan pembangunan,” ujar Ijeck, sapaan akrab Musa Rajekshah.

Sementara itu, Edy Rahmayadi mengamini pernyataan Ijeck dan Ketua PWI Sumut. Dia menyakini bahwa Sumut ini saingannya bukan kota-kota lainnya di Indonesia, melainkan negara tetangga.

“Karena memang benar, Sumut ini letak geografisnya berada di bemper barat Republik Indonesia. Saya mohon kita semua menyadari ini,” sebut mantan Pangkostrad itu.

Tanpa pers, lanjut Edy, Sumut tidak akan pernah maju. Makanya, Letjend TNI (Purn) membutuhkan peran pers untuk menjadikan Sumatera Utara menjadi is the best.

“Saya tidak ingin mengarah-ngarahkan, kalau bapak mau pilih Djarot atau milih Jr Saragih, itu kembali kepada bapak semua. Toh akhirnya kita harus bersatu untuk membangun Sumatera Utara. Ini kan demokrasi, pilihan kan bebas,” jelasnya.

Edy juga menyadari, bahwa sikapnya itu sudah menjadi karakternya. Bahkan, mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo beberapa waktu lalu sempat menelpon dan menyinggung soal gaya militer yang masih melekat pada diri Edy meskipun sudah pensiun.

“Ingat kamu itu bukan prajurit,” ujar Edy menirukan pernyataan Gatot.

“Saya 33 tahun menjadi tentara, dua tahun di daerah konflik seperti Aceh dan Papua. Beginilah saya seadanya. Makanya, ajari saya agar menjadi lunak. Tapi jangan ajari saya menjadi penipu,” pinta Edy yang disambut riuh tamu yang hadir.

Dengan hadirnya mereka di Pentas demokrasi Pilgubsu 2018, Edy-Ijeck ingin menjadikan Sumatera Utara lebih bermartabat.

“Saya tidak mau menjadikan Sumut ini menjadi pengemis dan penakut,” tandasnya.

Bahkan, jika Allah berkenan dan mereka berdua diberikan amanah untuk memimpin Sumatera Utara ini, dirinya ingin mewujudkan media centre yang jujur, agar insan pers dapat mengawal kebijakannya dan memberi kritik jika salah.(mtd/min)

==================