Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. (Ist)

medanToday.com, JAKARTA – Perkembangan penanganan Covid-19 pada pekan ini harus menjadi pembelajaran serius untuk memperbaiki diri. Dari peta zonasi risiko per 29 November, jumlah daerah yang masuk zona merah bertambah cukup banyak.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito memaparkan, daerah zona merah atau risiko tinggi naik menjadi 50 dari sebelumnya hanya 28 kabupaten atau kota.

“Saya sangat kecewa karena daerah zona merah bertambah hampir dua kali lipat dari minggu sebelumnnya. Selain itu, jumlah daerah yang berada di zona hijau pun semakin menipis,” katanya saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB, yang juga disiarkan langsung melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (1/12).

Dari rincian peta zonasi, pada zona oranye atau risiko sedang jumlahnya meningkat menjadi 374 dari sebelumnya 345 kabupaten atau kota. Zona kuning atau risiko rendah, menurun menjadi 75 dari 121 kabupaten atau kota. Pada zona hijau tidak ada kasus baru menurun menjadi 6 dari sebelumnya 10 kabupaten atau kota. Dan zona hijau tidak terdampak juga menurun menjadi 9 dari sebelumnya 10 kabupaten atau kota.

“Keadaan ini harus menjadi cambukan keras bagi kita untuk terus memperbaiki diri. Masyarakat jangan pernah abai karena cepat atau lambat, anda akan menjadi penderita Covid-19 jika lengah dalam memproteksi diri, lingkungan ataupun keluarga anda,” imbau Wiku.

Bagi pemerintah daerah dan jajarannya, diminta lakukan evaluasi terhadap kedisiplinan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Penegakan kedisiplinan protokol kesehatan dan pelaksaanaan 3T yaitu testing (pemeriksaa), tracing (pelacakan) dan trearment (perawatan) harus dimasifkan di berbagai tatanan kesehatan di daerah.

“Kami berharap data ini bisa menjadi cermin bagi kita semuanya, baik pemerintah, maupun masyarakat untuk merefleksikan komitmen kita dalam mengendalikan Covid-19,” katanya. (mtd/min)